Wednesday, October 18, 2017

TUGAS 1 - TUTON MATA KULIAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK (MKDK 4002)

 

 
SEMESTER 1

TUGAS TUTON UNIVERSITAS TERBUKA
MATA KULIAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK (MKDK 4002)





PERTANYAAN :
1. Faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu?
2. Apa akibatnya apabila minat anak ke sekolah menjadi berkurang? Jelaskan!
3. Anda sebagai seorang guru, harus memahami tingkat perkembangan dan pertumbuhan dari siswa Anda. Mengapa? 

JAWABAN :
1. Mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu ini, para ahli berbeda pendapat karena sudut pandang dan pendekatan mereka terhadap eksistensi individu tidak sama. Aliran-aliran yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu adalah : 

a. Aliran Nativisme
Nativisme (nativism) adalah sebuah dokrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini adalah Arthur Schopenhaueur (1788-1860) seorang filosof Jerman. Aliran filsafat nativisme konon dijuluki sebagai aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu dengan kacamata hitam. Karena para ahli penganut aliran ini berkeyakinan bahwa, perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaannya; sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh. Adapun hasil pendidikan itu 100% tergantung pada pembawaan anak didik sendiri. Lingkungan termasuk didalamnya pendidikan, tidak berdaya sama sekali dalam mempengaruhi perkembangan anak. Sehingga anak jahat akan menjadi jahat dan anak yang baik menjadi baik. Aliran nativisme berpendapat bahwa sehubungan dengan perkembangan anak didik, usaha pendidikan, tidak dapat dipakai untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh pendidik.

b. Aliran Empirisme
Kebalikan dari aliran nativisme adalah aliran empirisme dengan tokoh utama John Locke (1632-1704). Doktrin aliran empirisme yang amat mashur adalah “tabula rasa” sebuah istilah bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong. Doktrin ini menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya. Sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya, dalam hal ini para penganut menganggap setiap anak lahir seperti tabularasa dalam keadaan kosong, tak punya kemampuan dan bakat apa-apa maksudnya hendak menjadi apa seorang anak kelak tergantung pada pengalaman/ lingkungan yang mendidiknya. Menurut aliran tabula rasa, perkembangan anak 100% bergantung pada pengaruh luar yang disebut dengan lingkungan.

c. Aliran Naturalisme
Aliran yang hampir bersamaan dengan aliran nativisme ialah aliran yang berdasarkan konsepsi yang dikemukakan oleh JJ. Rousseau seorang filsuf bangsa perancis, 1712-1778 dengan aliran naturalisme-nya. Menurut pendapat Rousseau dalam bukunya Emile bahwa “Semua anak adalah baik pada waktu baru datang dari Sang Pencipta, tetapi menjadi buruk ditangan manusia.” Pendidikan yang diinginkan Rousseau hendaklah dimulai dengan mempelajari perkembangan anak. Anak tidak boleh dianggap sebagai manusia dewasa yang kecil karena anggapan yang demikian mengabaikan tahap-tahap perkembangan yang berbeda dimana didalamnya ada daya-daya khusus yang perlu dikembangkan secara alamiah.

d. Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisme dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Tokoh utama konvergensi bernama Louis William Stern (1871-1938), seorang filosof dan psikolog Jerman.

Berdasarkan aliran-aliran doktrin filosofis di atas, maka kita dapat berkesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya mutu perkembangan individu berupa faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri anak itu sendiri dan pembawaan psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri, yang mencakup hereditas atau keturunan.

Hereditas atau keturunan merupakan aspek individu yang bersifat bawaan dan memiliki potensi untuk berkembang, hal ini tergantung pada kualitas hereditas, dan lingkungan yang mempengaruhinya.

Faktor hereditas yang dianggap mempengaruhi perkembangan anak adalah sebagai berikut.
Ø  Faktor fisik, sebagian merupakan bawaan yang tidak adapat diubah, tetapi sebagian ditentukan oleh pemeliharaan ketika kehamilan, gizi, olah raga dan kesehatan umum.
Ø  Jenis kelamin, berpengaruh pada kemampuan kognitif, keterampilan dan sikap.
Ø  Kesehatan, terutama penyakit turunan.
Ø  Kecerdasan, yang berbeda bagi setiap orang.
Ø  Bakat, yaitu kemampuan khusus yang dimiliki seseorang tanpa tergantung pada latihan. Orang akan lebih berhasil jika belajar sesuai dengan bakatnya.

Ø  Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak adalah sebagai berikut.
1.      Keluarga yang mencakup jumlah anak dalam keluarga, nomor kelahiran, perubahan struktur keluarga, latar belakang pendidikan orang tua, dan status sosial ekonomi.
2.      Sekolah sebagai pendidikan formal, yang sangat besar pengaruhnya bagi setiap orang terutama dalam bersikap dan bertindak.
3.      Budaya dan masyarakat yang mempengaruhi berbagai aspek belajar terutama dalam sikap dan nilai, bahasa, serta reaksi terhadap diri dan disiplin kelas.
4.      Media, termasuk media elektronik dan media cetak.

Lingkungan keluarga
Keluarga memiliki peranan penting dalam mengembangkan pribadi anak, karena perawatan orang tua yang penuh kasih sayang, pendidikan nilai-nilai kebudayaan merupakan faktor penentu berkembangnya kepribadian anak yang sehat.

Fungsi Dasar Keluarga
Ø  Memberikan rasa aman, kasih sayang, rasa memiliki.
Ø  Mengembangkan hubungan yang baik diantara anggota keluarga.
Ø  Memberikan bimbingan bagi pengembangan prilaku secara sosial.
Ø  Membentuk anak dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Ø  Memberikan bimbingan dalam penyesuaian diri.
Ø  Stimulator bagi perkembangan kemampuan anak untuk mencapai prestasi.
Ø  Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi.
Ø  Sumber persahabatan (teman bermain) anak.

2. Jika anak berminat pada kegiatan akademik maupun ekstrakurikuler yang berkaintan dengan sekolah maka anak akan senang meluangkan waktu pada kegiatan-kegiatan di sekolah. Disamping itu, hubungan sosial yang baik dengan guru maupun teman, menjadikan anak sebagai warga sekolah yang baik dan berusaha untuk menaati aturan sekolah. Oleh karena sikap yang menyenangkan ini anak disukai guru maupun temen-temannya.
Dilain pihak anak yang bosan pada sekolah, menilai kehadiran guru dan teman-teman sekelas, lama kelamaan akan memiliki sikap negatif terhadap sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut ada beberapa sikap yang biasa dijumpai berkaitan dengan kurangnya minat anak pada sekolah, yaitu sebagai berikut :

1. Fobia sekolah
Fobia sekolah adalah ketakutan yang luar biasa unyuk berada disekolah. Bentuk ketakutan ini irasional. Anak menghindar dari sekolah atau menolak pergi ke sekolah dengan alasan bermacam-macam. Misalnya, menghindari sekolah dengan alasan sakit.

2. Membolos
Membolos artinya tidak masuk sekolah tanpa sebab-sebab yang jelas dan tanpa izin dari orang tua atau guru di sekolah. Kegiatan membolos dapat terjadi karena berbagai hal, misalnya di karenakan pengaruh dari teman kelompok sebaya atau anak merasa beban di sekolah terlaku berat karena terlalu banyak tugas.

3. Tingkah laku yang mengganggu
Jika anak bosan maka ia dapat menjadi anak yang bermasalah. Tidak jarang di kelas dan di sekolah ia membuat keonaran yang juga membuat pihak sekolah memanggilnya, bahkan orang tuanya.

4. Underachiever
Anak yang bosan pada sekolah atau tidak berminat pada sekolah akan berprestasi dibawah atau tidak sesusi dengan tingkat kemampuan atau potensinya. Hal ini dikenal dengan sebutan underachiever. Anak-anak semacam ini sebetulnya pandai, tetapi karena ia tidak termotivasi untuk sekolah maka akan berprestasi yang tidak sesuai dengan potensinya.
Dengan mengetahui berbagai gejala dan masalah yang timbul sebagai akibat dari kebosanan yang terjadi pada siswa maka dipahami apa penyebab dari timbulnya masalah. Penyebab timbulnya masalah, dapat dikaitkan dengan kondisi-kondisi yang telah dijelaskan sebelumnya. Dari itu akan lebih mudah memberikan penanganan pertama agar masalah yang terjadi pada anak tidak bertambah buruk. Disini perlu kerja sama yang baik antara pihak orang tua dengan sekolah.




3. Dengan memahami tingkat perkembangan dan pertumbuhan dari siswa, maka seorang guru akan :
- mempunyai ekspektasi yang nyata tentang peserta didik, misalnya akan diketahui pada umur berapa peserta didik mulai berbicara dan mulai mampu berpikir abstrak atau akan diketahui pula pada umur berapa peserta didik tertentu akan memperoleh keterampilan perilaku dan emosi khusus.
- mempunyai pengetahuan tentang perkembangan peserta didik akan membantu kita untuk merespons sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu dari peserta didik.
- mempunyai pemahaman tentang perkembangan peserta didik yang akan membantu mengenali berbagai penyimpangan dari perkembangan yang normal.


Seorang Guru harus dapat memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk watak bangsa serta mengembangkan potensi siswa. Kehadiran guru tidak tergantikan oleh unsur yang lain, lebih-lebih dalam masyarakat kita yang multikultural dan multidimensional, dimana peranan teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru sangat minim. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Guru yang profesional diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Profesionalisme guru sebagai ujung tombak di dalam implementasi kurikulum di kelas yang perlu mendapat perhatian (Depdiknas, 2005).

Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa.

Begitu pentingnya peranan guru dalam keberhasilan peserta didik maka hendaknya sebagai calon guru kita harus mampu beradaptasi dengan berbagai perkembangan yang ada dan meningkatkan kompetensinya sebab guru pada saat ini bukan saja sebagai pengajar tetapi juga sebagai pengelola proses belajar mengajar. Sebagai orang yang mengelola proses belajar mengajar tentunya harus mampu meningkatkan kemampuan dalam membuat perencanaan pelajaran, pelaksanaan dan pengelolaan pengajaran yang efektif, penilain hasil belajar yang objektif, sekaligus memberikan motivasi pada peserta didik dan juga membimbing peserta didik terutama ketika peserta didik sedang mengalami kesulitan belajar. Salah satu tugas yang dilaksanakan guru disekolah adalah memberikan pelayanan kepada siswa agar mereka menjadi peserta didik yang selaras dengan tujuan sekolah.

Guru mempengaruhi berbagai aspek kehidupan baik sosial, budaya maupun ekonomi. Dalam keseluruhan proses pendidikan, guru merupakan faktor utama yang bertugas sebagai pendidik. Guru harus bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar anak melalui interaksi belajar mengajar. Guru merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar dan karenanya guru harus menguasai prinsip-prinsip belajar di samping menguasai materi yang disampaikan dengan kata lain guru harus menciptakan suatu kondisi belajar yang sebaik-baiknya bagi peserta didik, inilah yang tergolong kategori peran guru sebagai pengajar.

Disamping peran sebagai pengajar, guru juga berperan sebagai pembimbing artinya memberikan bantuan kepada setiap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimal terhadap sekolah.


***